Halaqah 22: Cara Beriman Kepada Para Rasul (Bagian 20)
Materi HSI pada halaqah ke-22 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang cara beriman kepada para Rasul bagian 20.
Di dalam kitab Hilyatul Auliya, Abu Nu’aim rahimahullah membawakan dengan sanadnya kisah Abu Muslim Al Khaulani seorang yang shaleh dengan Al Aswad Al Ansy orang yang mengaku menjadi Nabi.
Berkata Syarohbil Al Khaulani ketika Al Aswad bin Qois bin dil Himar Al Ansy di Yaman muncul dipanggillah Abu Muslim, maka Al Ansy berkata “Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah?”
Berkata Abu Muslim, “Iya.”
Kembali Al Ansy bertanya,
“Apakah engkau bersaksi bahwa aku adalah Rasulullah?”
Berkata Abu Muslim, “Aku tidak mendengar.”
Maka dinyalakanlah api yang besar kemudian dilemparkan Abu Muslim ke dalam api tersebut, tetapi beliau tidak termudhoroti.
Maka penduduk kerajaan Al Aswad Al Ansy berkata kepadanya, “Apabila engkau biarkan Abu Muslim berada di negerimu maka dia akan merusak urusanmu, usirlah dia.”
Maka Abu Muslim pun datang ke kota Madinah dan saat itu Rasulullah ﷺ sudah wafat dan digantikan Abu Bakr.
Kemudian Abu Muslim menambatkan untanya di pintu masjid Nabawi kemudian shalat menuju salah satu tiang diantara tiang-tiang masjid.
Maka Umar bin Khatthab melihatnya dan mendatanginya dan berkata, “Darimana asalmu?”
Abu Muslim mengatakan, ”Dari Yaman.”
Berkata Umar, “Apa yang dilakukan musuh-musuh Allah terhadap saudara kita yang dibakar dan tidak mempan?”
Abu Muslim berkata, “Itu adalah Abdullah Ibnu Tsaub”
Berkata Umar, “Aku meminta dengan Nama Allah apakah dia adalah dirimu?”
Berkata Abu Muslim, “Iya.”
Berkata Syarahbil, maka Umar mencium antara kedua mata Abu Muslim kemudian membawanya dan mendudukannya antara Abu Bakr dan Umar.
Berkata Umar Ibnu Khatthab,
”Segala puji bagi Allah yang belum mematikanku dari dunia sehingga memperlihatkan kepada diriku diantara umat Muhammad orang yang dibakar seperti dibakarnya Nabi Ibrahim kekasih Allah.”
Lihatlah bagaimana ucapan Abu Muslim ketika ditanya oleh Umar Ibnu Khatthab beliau berusaha untuk menutupi identitas beliau dan mengatakan “Itu adalah Abdullah bin Tsaub” seakan-akan orang tersebut bukan dirinya.
5. Al Karomah digunakan untuk suatu kebaikan atau perkara yang diperbolehkan sedangkan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah digunakan untuk perkara yang diharamkan seperti menyakiti orang lain atau menyombongkan diri, dll.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Beriman Kepada Rasul Allah]