Halaqah 05: Makna Istighfar
Materi HSI pada halaqah ke-5 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Qawaidul Arba adalah tentang makna istighfar. Beliau mengatakan,
وَإِذَا أذنَبَ اسْتَغْفَرَ
“Dan apabila dia berdosa, maka dia beristighfar.”
Beristighfar kepada Allah, memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas dosa yang telah dilakukan.
Dan makna istighfar mengandung dua perkara:
1. Memohon kepada Allah supaya ditutupi dosa tersebut. Karena اسْتَغْفَرَ berasal dari kata غَفَرَyang artinya adalah menutupi.
Ketika seseorang mengatakan ‘astagfirullah’, berarti dia telah memohon kepada Allah, supaya Allah Subhanahu wa Ta’ala menutupi dosanya. Ditutupi kemaksiatan yang dia lakukan dari mata manusia, sehingga tidak diketahui, sehingga tidak terbongkar kemaksiatan tersebut.
Seorang yang mengatakan ‘astagfirullah’ maka dia telah memohon kepada Allah supaya dosanya ditutupi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Memohon supaya dosanya dihapus, sehingga dosa yang sudah ditulis oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut dihapus dari catatan amalnya sehingga kelak di hari kiamat tidak akan diadzab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebab dosanya.
فَإِنَّ هَؤُلاءِ الثَّلاثُ عُنْوَانُ السَّعَادَةِ
Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah alamat atau ciri-ciri dari kebahagiaan.
Orang yang bahagia adalah orang yang apabila diberi bersyukur, dan apabila mendapatkan musibah dia bersabar, dan apabila dia berdosa, dia beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kemudian beliau mengatakan,
اعْلَمْ أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِهِ
Ketahuilah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk kepadamu kepada ketaatan.
Beliau rahimahullah kembali mendo’akan kepada kita supaya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk kepada kita kepada ketaatan, yaitu mengilmui kebenaran dan mengamalkan kebenaran tersebut.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Qawa'idul Arba']