Halaqah 107: Dalil Ketiga
Halaqah yang ke-107 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan rahimahullah
وَرَوَاهُ أَحْمَدُ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ مَسْعُودٍ، وَفِيهِ: وَمَنِ الغُرَبَاءُ؟ قَالَ: «النُّـزَّاعُ مِنَ القَبَائِل
Beliau mendatangkan riwayat Imam Ahmad tapi dari hadits Abdullah ibn Mas’ud
عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ وَمَنْ الْغُرَبَاءُ
Para sahabat رَضِيَ اللَّهُ عَنْهم adalah orang-orang yang semangat dengan kebaikan, apalagi di sini dikabarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang tūba, surga bagi orang-orang yang asing, maka sucinya hati mereka dan semangatnya mereka untuk masuk ke dalam surga dan terhindar dari neraka menjadikan mereka bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini.
Mereka mengatakan
وَمَنْ الْغُرَبَاءُ
siapakah orang-orang yang asing tersebut, sebagaimana ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan tentang perpecahan umat dan beliau mengatakan كُلُّهُمْ فِي النَّارِ semuanya masuk ke dalam neraka إِلَّا وَاحِدَةً kecuali satu golongan, langsung para sahabat mengatakan وَمَنْ هِيَ siapakah mereka ya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ini permasalahannya sudah surga dan juga neraka, kalau hadits iftiraqul ummah ancaman neraka bagi orang-orang yang memecahkan dirinya dari jamaahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, adapun di sini keutamaan bagi orang-orang yang asing, yang terus berpegang teguh dengan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka bertanya
وَمَنْ الْغُرَبَاءُ
Siapakah orang-orang yang asing tadi ya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
قَالَ: «النُّـزَّاعُ مِنَ القَبَائِل
mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai qabilah, نُّـزَّاعُ maksudnya adalah yang diambil مِنَ القَبَائِل dari berbagai kabilah, syarat bahwasanya orang-orang yang berpegang teguh dengan Islam di zaman yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di sini mereka bukan berasal dari kabilah tertentu saja tapi mereka berbagai suku, orang-orang Islam dari berbagai daerah. Apa yang menyatukan mereka, Islam, menunjukkan bahwasanya guroba’ tidak dibatasi dengan suku tertentu atau keturunan tertentu, dari kalangan ahlul bait saja atau hanya orang Indonesia saja atau hanya orang Arab saja, tidak.
Tapi mereka berasal dari berbagai negeri, dari berbagai kabilah, dan demikian ahlul sunnah sebagaimana dikabarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di sini dan kita lihat secara kenyataan bahwasanya ahlus sunnah wal jama’ah mereka bermacam-macam dari berbagai qobilah, dan yang menyatukan mereka adalah Islam yang murni yang dibawa oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. النُّـزَّاعُ مِنَ القَبَائِل ini menunjukkan tentang sifat diantara sifat-sifat orang-orang yang dianggap asing tadi. Berarti keasingan mereka bukan karena berasal dari kabilah tertentu tapi asingnya adalah dengan sebab Islam yang mereka pegang Islam, Islam yang mereka amalkan itulah sebab keasingan mereka.
Dan hadits ini diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas’ud dan dihukumi sebagai isnad yang sahih.
وَفِي رِوَايَةٍ
Di dalam sebuah riwayat Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan sifat juga, sifat orang-orang yang asing tadi
الغُرَبَاءُ الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Riwayat ini adalah dari Abdurrahman Ibnu Sannah
أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا ثُمَّ يَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Inilah haditsnya Sahl ibn Sa’ad as-Saidiy atau dari hadits beberapa sahabat Abu Darda, Abu Umamah, Anas Bin Malik, Watsilah ibn Atsqa juga disebutkan tentang lafadz ini.
الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Didalam sebuah riwayat disebutkan
الغُرَبَاءُ الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Tapi فِي رِوَايَةٍ disini bukan dari Abdullah ibn Mas’ud, ada dari Abu Darda dan ada dari Abdurrahman Ibnu Sannah dan seterusnya.
Disebutkan tentang sifat diantara sifat-sifat orang-orang yang asing tadi, kalau sebelumnya adalah mereka ini berasal dari berbagai qobilah maka disebutkan di dalam riwayat ini bahwasanya mereka adalah
الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Mereka ini adalah orang-orang yang يَصْلُحُونَ orang-orang yang baik, orang-orang yang sholeh. Kenapa mereka menjadi orang yang sholeh, karena mereka berpegang dengan Islam, karena Islam orang yang berpegang teguh dengannya maka dia akan baik, maka dia akan sholeh. Al-ghuraba’ mereka adalah orang-orang yang sholeh yaitu berpegang teguh dengan Islam yang murni yang dengannya mereka menjadi orang yang sholeh
إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Ketika manusia sudah rusak, yaitu kebanyakan manusia mereka rusak, bukan karena rusak secara dunia tapi rusak secara agama, banyak diantara mereka yang sudah rusak sementara orang-orang yang ghuroba’ ini mereka dalam keadaan berpegang teguh dengan agamanya.
Dan tidak mungkin dia bisa menjadi orang yang يَصْلُحُونَ menjadi orang yang berpegang teguh dengan agama, kecuali pertama dia menuntut ilmu, kemudian yang kedua dia mengamalkan ilmu tersebut barulah dia menjadi orang-orang yang يَصْلُحُونَ karena kalau ingin berpegang teguh dengan Islam harus belajar, dari situlah maka dia bisa mengamalkan.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]