Halaqah 11: Cara Beriman kepada Para Rasul (Bagian 9)
Materi HSI pada halaqah ke-11 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang cara beriman kepada Rasul bagian 9. Diantara cara beriman kepada para Rasul alaihimussalam adalah:
Wajib beriman kepada para Rasul secara terperinci maupun secara global.
Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama-nama, kabar-kabar, kisah-kisah para Nabi yang datang di dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang shahihah.
Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allah memiliki Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul selain yang tersebut namanya di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu. Diantara mereka ada yang Kami kisahkan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak Kami kisahkan kepadamu.”
Barangsiapa yang mendustakan dan mengingkari kenabian salah seorang dari para Nabi yang telah disepakati kenabiannya, maka pada hakikatnya dia telah mengingkari seluruh Nabi.
Yang demikian karena inti ajaran para Nabi alaihimussalam adalah sama.
Dan mendustakan sebagian mereka sama dengan mendustakan yang lain.
Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”
Mereka dianggap mendustakan para Rasul padahal tidak diutus kepada mereka kecuali Nabi Nuh, yang demikian karena mendustakan seorang Nabi sama dengan mendustakan semuanya.
Dan Allah berfirman,
“Kaum ‘Ad mendustakan para Rasul.”
Dan Allāh berfirman,
“Kaum Tsamud mendustakan para Rasul.”
Dan Allah berfirman,
“Kaum Luth telah mendustakan para Rasul.”
Dan tidak datang kepada kaum Nabi Nuh, ‘Ad, Tsamud, dan kaum Nabi Luth kecuali seorang Rasul saja. Namun ketika mereka kafir terhadap Rasul tersebut maka pada hakikatnya mereka telah kafir kepada semua Rasul.
Orang Yahudi yang mengaku beriman dengan Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang Nashrani yang mengaku beriman dengan Nabi Isa ‘alaihissalam, kalau mereka kafir terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam setelah mengetahui kedatangan beliau, maka mereka akan masuk ke dalam Neraka.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar seorang pun dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia masuk ke dalam Neraka.” [HR Muslim]
Adapun kalau kenabian seseorang masih diperselisihkan seperti Khadir, maka ada orang yang mengatakan beliau adalah Nabi dan ada yg mengatakan bahwasanya beliau adalah wali dan bukan Nabi. Dalam keadaan demikian maka orang yang mengatakan beliau adalah wali dan bukan Nabi tidak dikafirkan.
Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama-nama, kabar-kabar, kisah-kisah para Nabi yang datang di dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang shahihah.
Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allah memiliki Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul selain yang tersebut namanya di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ
[QS Ghafir 78] “Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu. Diantara mereka ada yang Kami kisahkan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak Kami kisahkan kepadamu.”
Barangsiapa yang mendustakan dan mengingkari kenabian salah seorang dari para Nabi yang telah disepakati kenabiannya, maka pada hakikatnya dia telah mengingkari seluruh Nabi.
Yang demikian karena inti ajaran para Nabi alaihimussalam adalah sama.
Dan mendustakan sebagian mereka sama dengan mendustakan yang lain.
Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
[QS Ash-Shu’ara 105] “Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”
Mereka dianggap mendustakan para Rasul padahal tidak diutus kepada mereka kecuali Nabi Nuh, yang demikian karena mendustakan seorang Nabi sama dengan mendustakan semuanya.
Dan Allah berfirman,
كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ
[QS Ash-Shu’ara 123] “Kaum ‘Ad mendustakan para Rasul.”
Dan Allāh berfirman,
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ
[QS Ash-Shu’ara 141] “Kaum Tsamud mendustakan para Rasul.”
Dan Allah berfirman,
كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ
[QS Ash-Shu’ara 160] “Kaum Luth telah mendustakan para Rasul.”
Dan tidak datang kepada kaum Nabi Nuh, ‘Ad, Tsamud, dan kaum Nabi Luth kecuali seorang Rasul saja. Namun ketika mereka kafir terhadap Rasul tersebut maka pada hakikatnya mereka telah kafir kepada semua Rasul.
Orang Yahudi yang mengaku beriman dengan Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang Nashrani yang mengaku beriman dengan Nabi Isa ‘alaihissalam, kalau mereka kafir terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam setelah mengetahui kedatangan beliau, maka mereka akan masuk ke dalam Neraka.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar seorang pun dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia masuk ke dalam Neraka.” [HR Muslim]
Adapun kalau kenabian seseorang masih diperselisihkan seperti Khadir, maka ada orang yang mengatakan beliau adalah Nabi dan ada yg mengatakan bahwasanya beliau adalah wali dan bukan Nabi. Dalam keadaan demikian maka orang yang mengatakan beliau adalah wali dan bukan Nabi tidak dikafirkan.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Beriman Kepada Rasul Allah]