Halaqah 04: Penjelasan Pokok Pertama Kitab Ushulussittah (Bagian 3)
Materi HSI pada halaqah ke-4 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang penjelasan pokok pertama kitab Ushulussittah bagian 3. Kemudian beliau (rahimahullah) mengatakan:
ثُمَّ صَارَ عَلَى أَكْثَرِ الْأُمَّةِ مَا صَارَ . أَظْهَرَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ الْإِخْلَاصَ فِي صُوْرَةِ تَنَقُّصِ الصَّالِحِيْنَ وَالتَّقْصِيْرِ فِي حُقُوْقِهِمْ، وَأَظْهَرَ لَهُمُ الشِّرْكَ بِاللهِ فِي صُوْرَةِ مَحَبَّةِ الصَّالِحِيْنَ وَاتِّبَاعِهِمْ
“Kemudian ketika menimpa umat ini berupa kejahilan dan lain-lain, maka syaithan menampakkan kepada mereka, bahwasanya keikhlasan dan tauhid ini adalah sebagai bentuk penghinaan dan peremehan terhadap orang-orang shalih.
Ketika menimpa umat ini kebodohan, mereka jauh dari ilmu agama, mereka jauh dari bimbingan para ulama, mereka jauh dari petunjuk Al Quran dan hadits.
Maka syaithan menampakkan kepada mereka, bahwasanya tauhid (meng Esa kan Allah Subhanahu wa Ta’ala) artinya adalah,
√ Meremehkan orang-orang yang shalih.
√ Meremehkan hak-hak meraka.
Ini adalah salah satu bentuk talbis dari syaithan dalam usaha menyesatkan manusia.
Syaithan menampakkan dimata manusia bahwasanya,
√ Orang yang bertauhid berarti dia tidak menghormati orang yang shalih.
√ Orang yang bertauhid berarti dia tidak menghormati nabi.
√ Orang yang bertauhid berarti dia tidak menghormati wali.
Dan untuk memperjelas perkara ini kita terangkan kembali, bagaimana kisah nabi Nuh alayhissallam bersama kaumnya. Dan bagaimana awal terjadinya kesyirikan dipermukaan bumi ini.
Dizaman nabi Nuh alayhissallam ada lima orang shalih yang dikenal oleh kaumnya dengan ibadah, amalan, dan keshalihannya.
Ketika mereka (lima orang shalih) meninggal dunia datanglah syaithan dan mewahyukan kepada mereka (kaum nabi Nuh alayhissallam) supaya mereka membuat patung-patung, kemudian patung-patung itu diberi nama dengan nama orang-orang shalih tersebut.
Tujuannya apa?
Tujuannya adalah ketika mereka malas beribadah, kemudian mereka melihat patung-patung orang shalih tersebut berada dihadapan mereka (di majelis mereka) diharapkan mereka bisa bersemangat dan mengingat kembali keshalihan mereka (patung-patung tersebut) sehingga mereka (kaum nabi Nuh alayhissallam) bisa bersemangat didalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika generasi ini meninggal dunia, syaithan datang kembali dan mengatakan kepada mereka, “bahwasanya bapak-bapak kalian dahulu membuat patung-patung ini, tujuannya adalah untuk diibadahi dan disembah”
Dan telah dilupakan ilmu, akhirnya mereka menyembah orang-orang shalih tersebut yang mereka buat simbolnya berupa patung-patung.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّۭا وَلَا سُوَاعًۭا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًۭا
Dan mereka berkata: “Janganlah kalian tinggalkan sesembahan-sesembahan kalian, dan janganlah kalian tinggalkan Waddan, Suwa’an, Yaghuts dan Ya’uq dan juga Nasr” (QS. Nuh: 23)
Mereka ini adalah lima nama orang shalih (Waddan, Suwa’an, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr) setelah mereka meninggal dunia, kemudian mereka disembah oleh kaumnya nabi Nuh alayhissallam.
Ketika terjadi kesyirikan pertama kali dipermukaan bumi yang dilakukan oleh kaum nabi Nuh alayhissallam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus nabi Nuh yang merupakan rasul yang pertama.
Allah mengutus nabi Nuh alayhissallam kepada mereka (kaumnya) untuk mengajak mereka (kaumnya) kembali kepada tauhid dan menjauhkan kesyirikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ فَقَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُ
Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia.” (QS. Al Mu’minun: 23)
Beliau (nabi Nuh) mengajak mereka untuk kembali kepada Allah, mengingatkan umatnya siang dan malam dalam keadaan rahasia maupun terang-terangan selama bertahun-tahun (950 tahun), mengajak mereka untuk bertauhid dan meng Esakan ibadah ini hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mengingatkan mereka bahwasanya ini termasuk perbuatan syirik yang tidak diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala (meskipun yang mereka sembah adalah orang-orang shalih)
Namun ternyata yang mengikuti dakwah dan ajakan beliau sedikit, karena mereka menganggap apabila mereka hanya menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala, seakan-akan mereka telah meremehkan orang-orang yang shalih, menghinakan kedudukan mereka dan telah merendahkan mereka. (Ini adalah termasuk talbis dari iblis laknatullah).
Mengangap (menunjukkan) dimata manusia bahwasanya ikhlas kepada Allah berarti harus meremehkan dan merendahkan kedudukan orang-orang yang shalih.
Oleh karena itu banyak diantara mereka yang menolak dakwah nabi Nuh alayhissallam seperti yang tadi disebutkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَالُواْ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ……..
Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian”. (QS. Nuh: 23)
Mereka saling berwasiat diantara mereka,
√ Kita harus menghormati orang yang shalih
√ Kita harus menjunjung tinggi kedudukan mereka.
Apabila diminta dan diseru hanya menyembah kepada Allah, hati mereka resah, hati mereka gelisah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَحۡدَهُ ٱشۡمَأَزَّتۡ قُلُوبُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِۖ وَإِذَا ذُكِرَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦٓ إِذَا هُمۡ يَسۡتَبۡشِرُونَ
“Dan apabila yang disebut hanya nama Allah kesal sekali hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat. Namun apabila nama-nama sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka menjadi bergembira” (QS. Az-Zumar: 45)
Apabila hanya disebutkan Allah saja, ketika diminta hanya bertauhid kepada Allah, hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat menjadi resah, menjadi gelisah, menjadi tidak tenang.
Ketika diminta dan didakwahi hanya menyembah Allah semata (beribadah kepada Allah semata) dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun hatinya menjadi gundah tidak tenang.
Tapi ketika disebutkan bersama Allah yang lain, tiba-tiba hatinya mereka menjadi sangat gembira, bahagia.
Oleh karena itu disini beliau (rahimahullah) mengatakan:
“Syaithan menampakkan kepada mereka, bahwasanya ikhlas dan tauhid berarti kita harus meremehkan orang-orang yang shalih”
Dan ini termasuk talbis syaithan, syaithan telah berjanji dari awal dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menyesatkan manusia (menyesatkan anak-anak nabi Adam) dengan berbagai cara, dan menghias-hiasi diantara mereka yang bathil menjadi benar, yang benar menjadi bathil.
Darimana bisa digoda, maka mereka akan menggodanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ۞
ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ ۞
(Iblis ) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.
Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS. Al A’raf: 16-17)
Iblis berjanji untuk menyesatkan mereka dari shirathal mustaqim, dan akan didatangi anak-anak Adam baik dari kanannya dari kirinya dari atasnya dari bawahnya sehingga mereka menjadi orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Diantaranya adalah seperti yang disebutkan oleh Syaikh disini menghias-hiasi dimata manusia bahwasanya orang yang bertauhid berarti dia meremehkan orang-orang yang shalih.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Ushulussittah]